Thursday, April 12, 2012

Tafsir ayat-ayat tentang risalah


     Suntuk kan kalau terus-terusan membaca artikel tentang komputer. Dalam artikel kali ini saya akan memberikan artikel Tafsir Al-Quran yang kebetulan saya buat kemarin untuk tugas membuat makalah dikampus sambil sharing pada para pembaca blog saya :D
   
      Kali ini artikelnya tentang ayat-ayat risalah

Allah dalam memberi petunjuk bagi manusia tentunya melaluai perantara-perantara dalam hal ini adalah para nabi dan para rasul. Yang mana seorang hamba tidak akan mampu berkomunikasi langsung dengan penciptanya tanpa melalui suatu perantara, karenanya allah mengutus para rasul sebagai wasilah yang  membimbing dan memperbaiki akhlaq manusia menuju jalan yang diridhoi-Nya.

   Selain bertugas untuk menyampaikan kabar gembira para rasul juga di perintahkan untuk memberikan peringatan kepada orang-orang yang tidak mau beriman. Siapa yang berbuat baik maka, ia akan mendapatkan surga. Begitu pula sebaliknya siapa yang berbuat buruk maka, ia akan mendapatkan neraka.

· Surat an-Nahl (16): 36

ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت فمنهم من هدى الله ومنهم من حقت عليه الضلالة فسيروا في الأرض فانظروا كيف كان عاقبة المكذبين
                               
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah  pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).(36)

     Ayat ini menyatakan Allah telah mengutus Nabi Muhammad. Dan  diantara umatnya ada yang menerima dengan baik ajarannya dan adapula yang membangkang gengan berbagai upaya penolakan keras. Hal ini sesungguhnya juga dialami oleh rasul-rasul sebelum Muhammad. Dimana mereka menyampaikan agar umatnya tunduk dan patuh dengan penuh pengagungan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
   
     Perintah untuk menjahui taghut, yakni segala macam yang melampaui batas seperti penyembahan berhala dan kepatuhan kepada tirani. Ajakan para rasul telah diketahui oleh umat masing-masing maka diantara mereka ada yang hatinya terbuka sehingga Allah menyambutnya dan diberikan petunjuk, adapula yang keras hatinya sehingga mereka menolak ajaran (risalah) rasul. Dan nantinya pasti akan mendapatkan sanksi atas kesesatan yang mereka pilih sendiri pada hari pembalasan. Kemudian jika umat manusia masih meragukan apa yang disampaikan rasul, tentang kebinasaan para pembangkang dan pendusta para rasul maka perhatikanlah bagaimana akhir kehidupan mereka yang mendapatkan laknat yang pedih dari Allah SWT.

· Surat al-Baqorah (2): 213

كان الناس أمة واحدة فبعث الله النبيين مبشرين ومنذرين وأنزل معهم الكتاب بالحق ليحكم بين الناس فيما اختلفوا فيه وما اختلف فيه إلا الذين أوتوه من بعد ما جاءتهم البينات بغيا بينهم فهدى الله الذين آمنوا لما اختلفوا فيه من الحق بإذنه والله يهدي من يشاء إلى صراط مستقيم
                                                   
Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(213)

     Allah menjadikan manusia sebagai umat yang satu dan menganut kebenaran yang sama sejak nabi Adam hingga nabi Nuh tetapi karena berbagai hal, mereka kemudian berselisih diantara sesama. Oleh karena itu Allah mengutus para rasul untuk membawa kabar gembira untuk orang-orang yang beriman dan ancaman untuk orang-orang yang mendutakan kebenaran risalah para rasul.

     Meskipun allah menjadikan manusia sebagai umat yang satu yang terikat yang saling membutuhkan satu sama lain dalam mencari penghidupan. Namun tidak mungkin dalam persatuan ini mereka selalu sepakat dalm semua hal. Allah menjadikan akal manusia tidak sama dan berbeda-beda fitrohnya sehingga terkadang terjadi perbedaan pendapat dalam memahami risalah ini.
Allah mengutus kepada para nabi untuk memberikan peringatan kepada kaumnya masing-masing, tentang apa yang mereka abaikan. Dengan menyandarkan hukum-hukum Allah kepada kitab-kitab-Nya sebagai sumber utama. Serta menguatkan kenabian dengan dalil-dalil yang tegas. Apa yang mereka sampaikan semata-mata adalah dari Allah Yang Maha Kuasa memberi pahala dan mendatangkan siksa. Serta Maha Mengetahui terhadap segala sesuatu.

· Surat al-saba’ (34): 34

وما أرسلنا في قرية من نذير إلا قال مترفوها إنا بما أرسلتم به كافرون
             
Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya Kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya"(34).

     Ayat ini berisi Allah mengutkan hati para rasul dengan menghibur nya serta memerintahkannya untuk bercermin kepada rasul sebelumnya. Dalam ayat ini Allah menggambarkan kepada rosul, bahwa tidaklah Dia mengutus seorang nabi pun pada suatu negeri, sudah menjadi fitroh ada yang mendustakan dan mengingkari terutama oleh para pembesarnya dan diikuti oleh kaum dhu’afanya.
Hampir seluruh rasul diperlakukan demikian oleh sebagian besar umatnya sebagaimana kaum Nabi Nuh, yang berkata kepada Nabi Nuh AS (ا نوً من لك وا تبعك الاًرذ ولون) “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikutimu ialah orang-orang yang hina”. (QS.Asy-Syu’araa’:111).

· Al-Asyura (42): 51-52
وما كان لبشر أن يكلمه الله إلا وحيا أو من وراء حجاب أو يرسل رسولا فيوحي بإذنه ما يشاء إنه علي حكيم

وكذلك أوحينا إليك روحا من أمرنا ما كنت تدري ما الكتاب ولا الإيمان ولكن جعلناه نورا نهدي به من نشاء من عبادنا وإنك لتهدي إلى صراط مستقيم
                                                       
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.(51). Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.(52).

     Seorang manusia tidak mungkin mampu berbicara dengan Allah secara langsung, kecuali dengan perantaraan wahyu. Atau dengan cara lain hanya dapat dilakukan oleh para nabi dan rosul dibelakang tabir. Di belakang tabir disini artinya adalah seorang nabi atau rosul dapat mendengar kalam Ilahi akan tetapi tidak dapat melihat zdat Allah secara langsung. Terkadang juga dengan melalui perantara seorang malaikat, jibril yang bertugas menyampaikan  wahyu kepada para nabi dan para rosul.
Cara-cara yang sepertiitulah Allah menurunkan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. dan kitab-kitab sebelumnya. Di dalam al-Qur’an Allah mengajarkan manusia apa-apa yang tidak ia ketahui sebelumnya. Dengan dijadikannya al-Qur’an sebagai petunjuk umat manusia di dalam menjalani hidup di dunia. Melalui risalah nabi Muhammad Allah mengajarkan manusia tentang apa itu iman, islam dan juga ihksan.

· Surat al-maidah (5): 48

وأنزلنا إليك الكتاب بالحق مصدقا لما بين يديه من الكتاب ومهيمنا عليه فاحكم بينهم بما أنزل الله ولا تتبع أهواءهم عما جاءك من الحق لكل جعلنا منكم شرعة ومنهاجا ولو شاء الله لجعلكم أمة واحدة ولكن ليبلوكم في ما آتاكم فاستبقوا الخيرات إلى الله مرجعكم جميعا فينبئكم بما كنتم فيه تختلفون
                                                         
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,(48)

     Ayat ini berbicara tentang al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Allah telah menurunkan al-Qur’an kepada nabi Muhammad dengan haq, yakni haq dalam kandungannya, cara turunnya, maupun yang menurunkan, yang mengantarkannya turun, serta yang diturunkan kepadanya keseluruhannya adalah benar adanya.
Al-Qur’an berfungsi membenarkan (menyempurnakan) apa yang diturunkan Allah pada kitab-kitab sebelumnya ( Taurat, Zabur dan Injil). Dan al-Qur’an menjadi tolak ukur kebenaran terhadap kitab-kitab sebelumnya.

     Al-Qur’an juga berfungsi sebagai dasar atau landasan dalam memutuskan suatu perkara. Allah telah menganugrahkan syariat kepada Nabi Muhammad, dan hal itu membatalkan beberapa syariat sebelumnya. Meski beberapa syariat nabi sebelumnya masih ada yang tetap dipertahankan, seperti syariat khitan, dan haji Nabi Adam. Hal itu berarti bahwa al-Qur’an telah menjadi sumber syari’at.

· Surat al-Baqarah (2): 136

قولوا آمنا بالله وما أنزل إلينا وما أنزل إلى إبراهيم وإسماعيل وإسحاق ويعقوب والأسباط وما أوتي موسى وعيسى وما أوتي النبيون من ربهم لا نفرق بين أحد منهم ونحن له مسلمون
                             
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".(136).

     Ayat di atas mengandung perintah kepada manusia  untuk beriman kepada para nabi. Iman pada utusan Allah dan atas apa yang diberikan Allah kepada mereka dan nabi-nabi sebelunnya adalah satu. Meskipun terdapat beberapa perbedaan di alam syariatnya, akan tetapi sejatinya masih sama-sama dari Allah. Syariat-syariat nabi sebelum Nabi Muhammad masih ada yang tetap dipertahankan dan dijalankan umat islam masa ini.
      Al-Qur’an adalah kitab penyempuna, dan para umat yang telah menganut syariat Nabi-nabi atau Rasul sebelumnya wajib berganti dan beralih menjadikan al-Qur’an sebagai sumber syarat utama bagi mereka. Allah telah menetapkan bahwa syariat yang dibawa Nabi Muhammad sejak diturunkannya al-Qur’an hingga akhir zaman, sebagai satu syariat yang berlaku dan  dijadikan pedoman.

· Munasabah Ayat-ayat tentang Risalah
Allah telah mengutus Nabi Muhammad untuk menyempurnakan syariat-syariat nabi-nabi dan rasul-rasul terdahulu. Dalam menyampaikan risalahnya Nabi Muhammad menemui banyak rintangan dan hambatan dari berbagai Suku dan Penguasa Quraisy pada waktu itu. Hal ini sama dengan apa yang di alami oleh nabi-nabi dan rasul-rasul sebelumnya.
Para nabi dan para rasul tersebut diutus Allah SWT dengan membawa risalah-risalah masing-masing, yang pada hakikatnya risalah tersebut adalah sama, yaitu berasal dari Allah yang segala syariatnya berasal dari Allah. Walaupun apabila di lihat secara syariatnya berbeda-beda tetapi pada hakikatnya adalah satu yaitu Tauhid.
   
     Dalam ayat-ayat al–Qur’an banyak ayat yang menjelaskan tentang risalah-risalah yang di bawa oleh para rasul dan nabi-nabi terdahulu, dalam dalam Surat al-Baqarah ayat 213, dan Surat al-Maidah ayat 48 mempunyai korelasi makna yang dikandungnya. Ayat-ayat ini menjelaskan tentang kebenaran al-Quran sebagai penyempurna kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada rosul-rasul sebelumnya serta fungsi dan kedudukan al-Qur’an sebagai pedoman utama umat zaman ini.
Kemudian pada Surat al-Saba ayat 34 dan Surat al-Asyura ayat 51-52 dikatakan bahwa para rasul diutus Allah sebagai pembawa kabar gembira sekaligus membiri peringatan kepada orang-orang kafir yang membangkang dan tidak mau menerima kebenaran kitab-kitab Allah khususnya pembangkangan terhaap al-Qur’an.
   
     Sesunguhnya fungsi diturunkan al-Qur’an yang telah Allah turunkan kepada Nabi Muhammad adalah membenarkan dan menyempurnakan apa yang diturunkan pada kitab-kitab sebelumnya ( Taurat, Zabur, Injil) sebagaimana yang disebutkan pada ayat 136 Surat al-Baqoroh. Allahpun telah menetapkan bahwa kitab yang dibawa Nabi Muhammad itu sejak diturunkannya hingga akhir zaman nanti, sebagai syariat yang satu yang berlaku dan di jadikan pedoman.


· Kesimpulan
Ayat ini menyatakan allah telah mengutus nabi Muhammad diantara umatnya ada yang menerima dengan baik ajarannya dan adapula yang membangkang. Hal ini juga dialami oleh rasul-rasul sebelumnya. Mereka menyampaikan agar umatnya tunduk dan patuh dengan penuh pengagungan kepada tuhan yang maha esa.
Allah mengutus kepada para nabi untuk memberikan peringatan kepada kaumnya, tentang apa yang mereka abaikan. dengan menyandarkan hukum-hukum allah kepada kitab-kitabnya sebagai sumber utama. Serta menguatkan kenabian dengan dalil-dalil yang tegas.
Allah telah menurunkan al-Qur’an kepada nabi Muhammad dengan haq. Al-Qur’an berfungsi membenarkan (menyempurnakan) apa yang diturunkan pada kitab-kitab sebelumnya ( taurat, zabur, injil). Allahpun telah menetapkan bahwa kitab yang dibawa Nabi Muhammad itu sejak diturunkannya hingga akhir zaman nanti, sebagai syariat yang satu yang berlaku dan di jadikan pedoman.

1 comment:

Tinggalin kommentar ya :D